News

Politik Matahari Kembar

Politik Matahari Kembar

Transisi kekuasaan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Presiden Prabowo Subianto menandai babak baru dalam lanskap politik Indonesia.[1] Dalam kajian ilmu politik pemerintahan, pergantian kekuasaan di tingkat eksekutif sering kali memunculkan berbagai dinamika yang kompleks, terutama ketika ada keterhubungan erat antara pemimpin baru dan pendahulunya. Fenomena ini sering diistilahkan sebagai “matahari kembar,” di mana bayang-bayang politik mantan presiden tetap terasa kuat dalam pemerintahan yang baru.

Fenomena ini semakin relevan ketika menyoroti hubungan Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo. Dukungan penuh Jokowi kepada Prabowo dalam Pemilu Presiden 2024, di mana putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, menjadi pasangan wakil presiden, menciptakan narasi politik yang unik. Namun, pertanyaan besar yang muncul adalah sejauh mana pengaruh Jokowi bertahan dalam pemerintahan Prabowo dan bagaimana dinamika ini memengaruhi stabilitas politik serta tata kelola pemerintahan ke depan.

Dalam beberapa bulan pertama pemerintahan Presiden Prabowo, intensitas pertemuan antara Prabowo dan Jokowi menjadi sorotan publik. Apakah ini mencerminkan hubungan harmonis antar-elite atau justru memperlihatkan potensi konflik kepentingan di masa depan?

Sebagai bangsa yang menganut sistem presidensial, Indonesia seharusnya mampu memastikan bahwa transisi kekuasaan tidak melahirkan dualisme otoritas. Pemerintahan yang efektif memerlukan satu pusat kendali yang tegas, bukan dualisme yang berpotensi mengganggu stabilitas politik dan kebijakan publik.[2]

Politik Simbolik

Sejak dilantik sebagai Presiden RI pada Oktober 2024, Prabowo Subianto telah menunjukkan intensitas interaksi yang cukup signifikan dengan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Tiga pertemuan yang berlangsung di Solo, Jakarta, dan dalam sebuah acara resepsi pernikahan mencerminkan lebih dari sekadar hubungan personal. Hubungan ini mengandung dimensi politik simbolik yang mengindikasikan kelanjutan pengaruh Jokowi sekaligus dinamika unik dalam transisi kekuasaan.

Pertemuan pertama, yang berlangsung di kediaman Jokowi di Solo pada November 2024, diikuti dengan santap bersama di sebuah angkringan sederhana. Dalam konteks budaya politik Indonesia, kunjungan Prabowo ini memuat simbol penghormatan kepada Jokowi sebagai pemimpin terdahulu yang telah mengakhiri masa jabatan dengan “kembali ke akar.” Silaturahmi ini merefleksikan pengakuan terhadap legitimasi politik Jokowi sebagai figur yang tidak hanya mewariskan kekuasaan tetapi juga meninggalkan jejak kepemimpinan yang kuat.[3]

Namun, secara satir, pertemuan ini juga dapat dilihat sebagai bentuk “ritual politik” yang mencoba menutupi friksi atau potensi konflik kepentingan. Apakah benar hanya silaturahmi? Atau ini merupakan langkah Prabowo untuk memperkuat posisinya melalui dukungan moral mantan presiden?

Pertemuan kedua di Kertanegara, Jakarta, menggambarkan situasi yang lebih kompleks. Narasi publik yang disampaikan kepada media, seperti ungkapan “kangen” dari Jokowi, dapat dilihat sebagai upaya untuk menonjolkan kehangatan hubungan antara kedua tokoh ini. Tetapi, dalam konteks politik pemerintahan, narasi ini menyisakan pertanyaan: apakah murni hubungan personal atau ada agenda strategis yang dibahas di balik layar?

Dalam diskursus politik, hubungan harmonis semacam ini sering digunakan untuk membangun citra stabilitas pemerintahan. Namun, pertemuan ini juga memunculkan kekhawatiran tentang potensi “matahari kembar” di tengah transisi kekuasaan. Meski Jokowi secara formal tidak lagi memegang jabatan, keberadaan tokoh-tokoh loyal di kabinet Prabowo, seperti Gibran Rakabuming sebagai Wakil Presiden, menunjukkan jejak kekuatan politik Jokowi yang masih signifikan.

Pertemuan ketiga, yang berlangsung dalam suasana resepsi pernikahan, memberikan kesan politik yang lebih subtil. Jokowi secara eksplisit menyatakan bahwa pembicaraan politik tidak dilakukan dalam acara ini. Namun, kehadiran kedua tokoh tersebut dalam momen publik yang santai tetap menjadi perhatian. Dalam politik, bahkan kehadiran sederhana semacam ini dapat diinterpretasikan sebagai sinyal, baik kepada pendukung maupun oposisi.

Analisis politik simbolik dari pertemuan-pertemuan ini mengungkapkan kompleksitas relasi antara mantan presiden dan presiden baru. Di satu sisi, ini menunjukkan transisi kekuasaan yang relatif damai. Di sisi lain, intensitas interaksi ini juga mencerminkan “pengaruh residu” Jokowi dalam pemerintahan Prabowo.[4]

Politik simbolik yang diperankan melalui pertemuan ini berfungsi sebagai sarana legitimasi, baik bagi Prabowo untuk menunjukkan kontinuitas, maupun bagi Jokowi untuk mempertahankan relevansi politiknya.[5]

Namun, apakah hubungan ini benar-benar harmonis atau hanya tampak di permukaan? Dalam realitas politik, keharmonisan sering kali memiliki batas ketika menyangkut kepentingan dan kekuasaan. Transisi kekuasaan yang sukses memerlukan keseimbangan antara penghormatan kepada pendahulu dan kemampuan untuk menjalankan agenda baru tanpa bayang-bayang masa lalu.

Relasi Politik dan Warisan Kekuasaan

Kehadiran Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil Presiden RI merupakan manifestasi nyata dari pengaruh politik Jokowi. Penempatan figur yang memiliki hubungan langsung dengan mantan presiden dalam posisi tertinggi kedua di pemerintahan bukan hanya bentuk kesinambungan politik tetapi juga langkah strategis untuk menjaga stabilitas warisan Jokowi.[6]

Dalam perspektif politik pemerintahan, posisi Gibran memberikan dua dampak utama. Pertama, ia menjadi penghubung simbolis antara pemerintahan sebelumnya dan pemerintahan saat ini. Kedua, keberadaannya menciptakan jaminan bahwa kebijakan strategis Jokowi, terutama di bidang infrastruktur dan sosial, akan terus berjalan tanpa terganggu oleh perubahan radikal.

Namun, secara satir, hal ini juga memunculkan pertanyaan tentang sejauh mana Gibran benar-benar berperan sebagai pemimpin independen, atau apakah ia hanya menjadi “perpanjangan tangan” dari Jokowi dalam dinamika politik yang lebih besar. Dalam konteks ini, Prabowo menghadapi tantangan untuk menunjukkan bahwa pemerintahannya memiliki karakteristik independen tanpa terjebak dalam bayang-bayang Jokowi.

Keberadaan sejumlah menteri yang sebelumnya menjabat di kabinet Jokowi, seperti Airlangga Hartarto dan Tito Karnavian, mempertegas kesinambungan politik antara pemerintahan Jokowi dan Prabowo.

Menurut perspektif penulis, kekuatan politik Jokowi tetap eksis selama figur-figur loyalisnya masih memegang posisi strategis. Kapolri, KPK, dan Jaksa Agung menjadi contoh nyata dari aktor-aktor politik yang tetap mempertahankan “jejak” kebijakan era Jokowi.

Struktur ini menunjukkan pola transisi kekuasaan yang lebih menyerupai kesinambungan daripada perombakan total.

Di satu sisi, ini memberikan stabilitas politik yang diperlukan untuk melanjutkan program-program pemerintahan sebelumnya. Namun, di sisi lain, ini juga menciptakan tantangan bagi Prabowo untuk menunjukkan bahwa ia memiliki visi dan agenda pemerintahan yang benar-benar independen.

Langkah Prabowo untuk mengevaluasi sejumlah Proyek Strategis Nasional (PSN) era Jokowi menjadi simbol upaya untuk menegaskan otoritas baru dalam pemerintahan. Salah satu proyek yang menjadi sorotan adalah PIK 2 Coastland Tropical, yang meskipun secara resmi bukan bagian dari PSN, telah menjadi representasi dari ambisi infrastruktur masif Jokowi.[7]

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, menegaskan bahwa evaluasi dilakukan untuk memastikan proyek-proyek tersebut tetap relevan dan berada pada jalur yang sesuai. Namun, kritik muncul ketika Airlangga Hartarto menyatakan bahwa PIK 2 tidak pernah menjadi bagian resmi dari PSN, sehingga evaluasi ini dianggap lebih sebagai langkah politik untuk menonjolkan otoritas pemerintahan baru.

Dalam diskursus politik pemerintahan, evaluasi ini mencerminkan tantangan yang dihadapi Prabowo: bagaimana menyeimbangkan penghormatan terhadap warisan Jokowi dengan kebutuhan untuk menampilkan kebijakan yang merepresentasikan karakteristik pemerintahannya sendiri.[8]

Fenomena “Matahari Kembar” dan Implikasinya

Fenomena “matahari kembar,” di mana mantan pemimpin tetap memiliki pengaruh signifikan dalam pemerintahan baru, bukanlah hal baru dalam politik Indonesia. Kasus ini mengingatkan pada relasi antara Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Megawati Soekarnoputri pada awal pemerintahan SBY.

Dalam konteks Jokowi-Prabowo, fenomena ini menciptakan dualitas yang unik: kesinambungan kebijakan memberikan stabilitas, tetapi pengaruh informal dari luar pemerintahan dapat memicu ambiguitas dalam pengambilan keputusan.

Prabowo harus mampu mengelola hubungan ini dengan cermat. Terlalu bergantung pada warisan politik Jokowi dapat melemahkan otoritasnya, tetapi mengabaikannya secara total dapat menciptakan instabilitas politik. Harmonisasi hubungan antara keduanya menjadi kunci untuk menjaga kestabilan pemerintahan sekaligus mendorong arah kebijakan yang baru.

Pengaruh politik Jokowi dalam pemerintahan Prabowo mencerminkan kompleksitas transisi kekuasaan di Indonesia.

Keberadaan Gibran sebagai Wakil Presiden, para loyalis Jokowi dalam kabinet, serta kesinambungan kebijakan PSN menunjukkan bahwa warisan politik Jokowi masih sangat kuat.[9]

Namun, transisi ini juga mengajarkan pentingnya keseimbangan antara kesinambungan dan inovasi. Prabowo harus mampu menegaskan otoritasnya sebagai pemimpin baru tanpa sepenuhnya mengabaikan kontribusi pendahulunya. Dalam hal ini, kemampuan Prabowo untuk menjaga harmoni tanpa subordinasi akan menentukan keberhasilan pemerintahannya dalam menghadapi tantangan politik yang kompleks.

Transisi pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo merupakan salah satu momen penting dalam sejarah politik Indonesia. Meskipun kekuasaan telah berpindah, pengaruh Jokowi masih terasa kuat, baik melalui aktor-aktor politik maupun kebijakan yang diwariskan.

Dalam situasi ini, Prabowo perlu memainkan perannya dengan cermat untuk memastikan kesinambungan tanpa kehilangan otoritasnya sebagai presiden. Fenomena “matahari kembar” ini memberikan pelajaran penting tentang kompleksitas transisi kekuasaan dan dinamika pengaruh dalam politik pemerintahan. Dengan pendekatan yang inklusif dan strategis, Prabowo dapat memanfaatkan warisan Jokowi sebagai landasan untuk mencapai visi dan misinya sendiri tanpa harus terjebak dalam bayang-bayang pendahulunya.[10]

Dinamika hubungan Jokowi dan Prabowo memberikan pelajaran penting tentang tantangan transisi kekuasaan di Indonesia. Fenomena “matahari kembar,” di mana pengaruh presiden sebelumnya tetap kuat dalam pemerintahan yang baru, dapat menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, ini dapat menciptakan stabilitas politik. Namun, di sisi lain, ini juga berisiko menghambat efektivitas pemerintahan baru jika kekuasaan tidak benar-benar terpusat pada pemimpin yang sedang menjabat.

Sebagai presiden, Prabowo perlu memastikan bahwa ia mampu mengelola transisi ini dengan baik, tidak hanya melalui simbolisme, tetapi juga melalui kebijakan yang menunjukkan arah dan identitas pemerintahannya sendiri. Begitu pula, Jokowi sebagai mantan presiden memiliki tanggung jawab moral untuk mendukung pemerintahan baru tanpa menciptakan ruang bagi “matahari kembar” yang dapat memecah fokus negara.

Transisi yang sehat membutuhkan keharmonisan tanpa subordinasi, pengaruh tanpa dominasi, dan kerjasama tanpa mengorbankan otoritas. Dengan demikian, relasi Jokowi-Prabowo menjadi ujian nyata bagi keberlanjutan demokrasi dan stabilitas politik Indonesia.***

Tentang penulis:

BUNG EKO SUPRIATNO, Dosen Ilmu Pemerintahan di Fakultas Hukum dan Sosial, Universitas Mathla’ul Anwar Banten.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Berita BBC Indonesia. (2024). Pemilu 2024: Ironi mendasarkan demokrasi di tangan Jokowi di balik gencarnya pembangunan infrastruktur dan investasi. Diakses dari https://www.bbc.com/indonesia/articles/c9901z9lp0go.
  2. CNN Indonesia. (2024). VIDEO: 10 Tahun Presiden Jokowi: Prestasi dan Kontroversi. Diakses dari https://www.cnnindonesia.com/nasional/20241018163353-36-1156924/video-10-tahun-presiden-jokowi-prestasi-dan-kontroversi.
  3. Detik.com. (2023). Polarisasi Politik, Ruang Oposisi, dan Konsolidasi Kekuasaan. Diakses dari https://news.detik.com/kolom/d-7568816/polarisasi-politik-ruang-oposisi-dan-konsolidasi-kekuasaan.
  4. Investasi Indonesia. (n.d.). Reformasi – Analisis Politik Indonesia Pasca Suharto – Demokrasi. Diakses dari https://www.indonesia-investments.com/id/budaya/politik/reformasi/item181.
  5. Kompas.com. (2013). Jaringan Politik Kekerabatan. Diakses dari https://nasional.kompas.com/read/2013/10/29/1047509/Jaringan.Politik.Kerabatan.
  6. Kompas.id. (2024). Presiden Joko Widodo Era Sepuluh Tahun. Diakses dari https://www.kompas.id/baca/opini/2024/10/03/sepuluh-tahun-era-jokowi.
  7. LIPI. (n.d.). Politik Luar Negeri Indonesia: Refleksi dan Prediksi 10 Tahun. Diakses dari https://ejournal.politik.lipi.id/index.php/jpp/article/download/503/312.
  8. Percakapan. (2024). Jelang akhir kekuasaan Jokowi: 2 warisan kontroversial yang memengaruhi lanskap politik Indonesia. Diakses dari https://theconversation.com/jelang-akhir-kekuasaan-jokowi-2-warisan-kontroversial-yang-memengaruhi-lanskap-politik-indonesia-221317.
  9. RMOL.id. (2025). Jokowi Tinggalkan Banyak Warisan Anomali Buat Bangsa. Diakses dari https://rmol.id/politik/read/2025/01/22/653240/jokowi-tinggalkan-banyak-warisan-anomali-buat-bangsa.
  10. Universitas Airlangga. (n.d.). Kebijakan Luar Negeri Indonesia di Bawah Pemerintahan Jokowi: Variasi Gagasan Tradisional. Diakses dari https://unair.ac.id/kebijakan-luar-negeri-indonesia-di-bawah-pemerintahan-jokowi-variasi-gagasan-tradisional/.

[1] Percakapan. (2024). Jelang akhir kekuasaan Jokowi: 2 warisan kontroversial yang memengaruhi lanskap politik Indonesia. Diakses dari https://theconversation.com/jelang-akhir-kekuasaan-jokowi-2-warisan-kontroversial-yang-memengaruhi-lanskap-politik-indonesia-221317.

[2] Detik.com. (2023). Polarisasi Politik, Ruang Oposisi, dan Konsolidasi Kekuasaan. Diakses dari https://news.detik.com/kolom/d-7568816/polarisasi-politik-ruang-oposisi-dan-konsolidasi-kekuasaan.

[3] LIPI. (n.d.). Politik Luar Negeri Indonesia: Refleksi dan Prediksi 10 Tahun. Diakses dari https://ejournal.politik.lipi.id/index.php/jpp/article/download/503/312.

[4] Investasi Indonesia. (n.d.). Reformasi – Analisis Politik Indonesia Pasca Suharto – Demokrasi. Diakses dari https://www.indonesia-investments.com/id/budaya/politik/reformasi/item181.

[5] Kompas.com. (2013). Jaringan Politik Kekerabatan. Diakses dari https://nasional.kompas.com/read/2013/10/29/1047509/Jaringan.Politik.Kerabatan.

[6]Universitas Airlangga. (n.d.). Kebijakan Luar Negeri Indonesia di Bawah Pemerintahan Jokowi: Variasi Gagasan Tradisional. Diakses dari https://unair.ac.id/kebijakan-luar-negeri-indonesia-di-bawah-pemerintahan-jokowi-variasi-gagasan-tradisional/.

[7] Berita BBC Indonesia. (2024). Pemilu 2024: Ironi mendasarkan demokrasi di tangan Jokowi di balik gencarnya pembangunan infrastruktur dan investasi. Diakses dari https://www.bbc.com/indonesia/articles/c9901z9lp0go.

[8] RMOL.id. (2025). Jokowi Tinggalkan Banyak Warisan Anomali Buat Bangsa. Diakses dari https://rmol.id/politik/read/2025/01/22/653240/jokowi-tinggalkan-banyak-warisan-anomali-buat-bangsa.

[9] CNN Indonesia. (2024). VIDEO: 10 Tahun Presiden Jokowi: Prestasi dan Kontroversi. Diakses dari https://www.cnnindonesia.com/nasional/20241018163353-36-1156924/video-10-tahun-presiden-jokowi-prestasi-dan-kontroversi.

[10] Kompas.id. (2024). Presiden Joko Widodo Era Sepuluh Tahun. Diakses dari https://www.kompas.id/baca/opini/2024/10/03/sepuluh-tahun-era-jokowi.

Cahaya Isra Miraj Mengusir Kegelapan di Hati yang Cemburu dan Iri

Oleh: Linda Mulyawati, M.Pd

Cahaya Isra Miraj Mengusir Kegelapan di Hati yang Cemburu dan Iri

Peristiwa Isra Miraj merupakan perjalanan spiritual luar biasa yang dilalui Nabi Muhammad SAW. Perjalanan ini bukan hanya peristiwa fisik tetapi juga peristiwa spiritual yang mendalam. Peristiwa penting ini memberi kita banyak pelajaran dan kebijaksanaan yang berharga. Kita dapat belajar untuk memperbaiki diri kita dan kehidupan kita.

Salah satu pesan penting yang terkandung dalam Isra Miraj adalah ajakan untuk menyucikan hati dari sifat-sifat negatif seperti dengki dan cemburu. Rasa iri dan dengki merupakan penyakit yang merusak hati. Rasa iri dan dengki merupakan penyakit kardiovaskular yang sangat berbahaya. Dua sifat ini dapat merusak hubungan antar manusia, menghancurkan keharmonisan hidup, dan bahkan menjauhkan seseorang dari kasih sayang Allah SWT.

Orang yang pencemburu akan selalu merasa tidak puas dengan apa yang dimilikinya dan selalu membandingkan dirinya dengan orang lain. Sebaliknya orang yang iri hati merasa gembira saat melihat orang lain menderita.

Cahaya Isra Miraj Obat Penyembuh Hati Peristiwa Isra Miraj mengajarkan kita betapa besarnya kekuasaan Allah SWT dan betapa kecilnya manusia di hadapan-Nya. Ketika kita merenungkan perjalanan Nabi Muhammad SAW, kita menyadari bahwa semua berkah dan rezeki yang kita miliki merupakan anugerah dari Allah SWT. Maka kita akan merasa bersyukur dan tidak membanding
-bandingkan diri dengan orang lain.

Cahaya Isra Miraj juga menerangi hati kita dengan nilai-nilai keimanan, ketakwaan dan kasih sayang. Ketika hati kita dipenuhi dengan cahaya keimanan, maka sifat buruk seperti iri hati dan cemburu akan hilang. Akan lebih fokus pada perbaikan diri dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik

Cara Menghilangkan Rasa Iri dan Dendam Untuk menghilangkan rasa iri dan dengki dalam diri kita, maka kita bisa melakukan hal-hal berikut ini : Memperkuat Iman Dengan memperkuat keimanan kepada Allah SWT, maka kita akan semakin kuat dalam mengahadapi berbagai rintangan. akan lebih yakin bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah atas kehendak-Nya.

Bersyukur Selalu bersyukur atas nikmat yang telah diberikan kepadamu. Apa yang Tuhan berikan kepada kita akan membuat kita merasa cukup dan tidak lagi iri dengan apa yang dimiliki orang lain. Berbuat baik Dengan berbuat baik Dengan mengandalkan orang lain, kita akan merasa lebih bahagia dan tidak lagi berfokus pada kekurangan diri sendiri.

Menjaga Persahabatan Membangun hubungan baik dengan orang lain akan memperkuat persaudaraan dan menghilangkan perasaan iri dan dengki. Berdoa kepada Allah SWT agar dijauhkan dari perasaan dengki, iri hati dan memiliki hati yang dermawan serta ikhlas

Kesimpulan Peristiwa Isra Miraj merupakan momen yang sangat penting bagi umat Islam Perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW telah memberikan banyak pelajaran berharga kepada kita, salah satunya adalah pelajaran tentang keutamaan Isra Miraj. yang di antaranya adalah seruan untuk menyucikan jiwa dari rasa dengki dan cemburu.

Dengan meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam peristiwa Isra Miraj, maka kita dapat hidup lebih bahagia dan bermanfaat bagi sesama. (red)

Linda Mulyawati, Praktisi Pendidikan & Ketua Badan Pengawas Amal Insani Foundation

Mengatasi Banjir Banten, Menghentikan Keserakahan Pembangunan.

Mengatasi Banjir Banten

“Alam tak membalas, hanya mengingatkan. Banjir adalah cermin kegagalan kita, namun juga peluang untuk berubah. Peduli alam, alam pun bersahabat..”


– Bung Eko Supriatno

Bencana alam yang melanda Kabupaten Lebak, Banten, kembali mengguncang. Hujan lebat yang mengguyur wilayah ini dalam beberapa hari terakhir telah memicu banjir, longsor, dan pohon tumbang, yang mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur parah. Tiga orang tewas, sementara satu lainnya mengalami luka-luka. Lebih dari 1.300 rumah terendam banjir, dan berbagai fasilitas umum rusak, termasuk jembatan yang ambruk dan jalan yang ambles. Pemerintah dan BPBD Lebak terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menanggulangi dampak bencana ini, meskipun tantangan besar masih harus dihadapi. Bencana ini menggambarkan dampak besar yang terjadi pada kehidupan warga dan semakin memperlihatkan pentingnya persiapan serta penanganan yang lebih baik di masa depan.

Sementara itu, di Pandeglang, bencana banjir juga melanda 18 kecamatan. Banjir ini bukan sekadar akibat curah hujan tinggi atau musim yang tak menentu, melainkan cerminan dari ketidakpedulian terhadap alam yang sudah lama dieksploitasi demi kepentingan jangka pendek.

Pemerintah Kabupaten Pandeglang baru saja mengeluarkan keputusan status siaga darurat bencana hidrometeorologi. Namun, tindakan ini seharusnya tidak dianggap sebagai solusi jangka panjang. Penanggulangan banjir harus didorong oleh pendekatan yang lebih mendalam dan strategis, bukan hanya sebagai reaksi terhadap bencana yang terjadi. Pandeglang dan Banten perlu bertransformasi dalam mengelola alam, dengan menempatkan keberlanjutan ekosistem di atas kepentingan ekonomi sesaat.

Banten kini terperangkap dalam dampak perubahan iklim dan pengelolaan alam yang tidak seimbang. Bencana banjir yang kerap melanda wilayah ini adalah kenyataan yang tidak bisa diabaikan lagi: alam yang telah kita rusak mulai membalas.

Banjir yang melanda adalah akibat langsung dari keserakahan pembangunan yang mengabaikan keseimbangan alam. Wilayah Banten, yang dikelilingi pegunungan dengan sumber daya alam vital, kini menghadapi kerusakan ekologis akibat aktivitas manusia, seperti penggundulan hutan, pembakaran liar, dan urbanisasi tanpa kendali. Sumber daya alam yang seharusnya menjadi penyangga kehidupan kini justru menjadi beban.

Sungai-sungai yang seharusnya menjadi jalur aliran air kini tercemar sampah dan limbah. Penebangan pohon yang tidak terkendali semakin mengurangi daya serap air tanah. Ketika hujan datang, aliran air yang seharusnya bisa ditampung justru meluap, menenggelamkan permukiman, dan merusak kehidupan masyarakat. Ini adalah peringatan bahwa kita perlu segera beralih ke pengelolaan alam yang lebih bijak, berkelanjutan, dan berbasis pada kepentingan jangka panjang.

Banjir sebagai Cermin Kegagalan Sistemik

Banjir adalah cermin dari kegagalan sistemik dalam pengelolaan tata ruang dan pembangunan yang tidak memperhitungkan dampak ekologis. Pemda dan masyarakat harus berkolaborasi untuk merumuskan kebijakan yang mampu mengatasi masalah ini secara menyeluruh. Proyek-proyek pembangunan harus mengikuti prinsip pembangunan berkelanjutan, yang mengutamakan pemulihan dan pelestarian ekosistem, bukan hanya mengejar keuntungan finansial. Kita harus sadar bahwa apa yang kita ambil dari alam, harus kembali dalam bentuk pelestarian dan penghormatan terhadap siklus alam yang sudah ada.

Sistem drainase yang rusak, pengurangan ruang terbuka hijau, dan pembangunan yang tidak ramah lingkungan hanya akan memperburuk keadaan. Masyarakat dan pemerintah perlu berkomitmen untuk bersama-sama melakukan perbaikan mendasar dalam pola hidup dan pembangunan.

Pembenahan drainase, pembangunan embung dan polder, serta penghijauan di wilayah tangkapan air adalah langkah-langkah konkret yang harus diambil. Tetapi lebih dari itu, kita harus mengubah cara kita melihat alam bukan lagi sebagai sumber daya yang harus dieksploitasi, melainkan sebagai mitra yang harus dijaga keseimbangannya.

Membangun Kesadaran Bersama

Perubahan, memang, tak pernah datang dalam sekejap. Namun, setiap langkah kecil yang kita ambil hari ini akan menjadi pondasi bagi masa depan yang lebih baik. Untuk Banten, membebaskan diri dari banjir bukan hanya soal pembangunan fisik, infrastruktur, atau kebijakan yang tepat. Ini adalah soal membangun kesadaran kolektif, sebuah kesadaran yang tidak hanya mengakui masalah, tetapi juga berperan aktif dalam solusinya.

Penting untuk dipahami, bencana banjir yang kerap melanda Banten bukan hanya sekadar akibat dari faktor alam. Pola pengelolaan lingkungan yang kurang baik, penebangan hutan yang tak terkendali, serta kebiasaan masyarakat yang masih kurang peduli terhadap lingkungan, turut memperburuk kondisi. Oleh karena itu, masyarakat harus dilibatkan sebagai agen perubahan, bukan hanya sebagai korban bencana. Masyarakat, dengan kesadaran yang tumbuh, dapat menjadi kekuatan besar dalam menjaga kelestarian alam dan memperbaiki kondisi lingkungan sekitar.

Kampanye edukasi menjadi kunci utama dalam menciptakan perubahan. Menanamkan pentingnya kebersihan lingkungan, pengelolaan sampah yang efisien, serta penghijauan sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari harus menjadi fokus utama. Tidak hanya itu, pola pikir yang mengedepankan pembangunan berkelanjutan harus ditanamkan sejak dini. Langkah-langkah ini tak hanya memberikan manfaat jangka pendek, tetapi juga mempersiapkan kita untuk mengatasi bencana di masa depan.

Namun, perubahan ini tidak bisa berjalan sendiri. Pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha harus bersinergi.  Pemerintah harus tegas dalam menegakkan hukum terhadap pelanggaran lingkungan, memberikan insentif bagi upaya pelestarian alam, serta memastikan kebijakan yang ada benar-benar mendukung keberlanjutan. Masyarakat, di sisi lain, harus lebih peduli terhadap lingkungan mereka, menjaga kebersihan, dan mendukung program-program pemerintah. Dunia usaha, terutama yang bergerak di bidang industri, perlu berkomitmen pada tanggung jawab sosial dan berinovasi dalam cara mereka berproduksi tanpa merusak alam.

Solusi-solusi tersebut perlu dimulai dengan langkah nyata. Pemetaan daerah-daerah rawan bencana harus segera dilakukan untuk mengetahui titik-titik kritis yang perlu mendapat perhatian khusus. Infrastruktur yang ada harus diperbaiki dengan pendekatan yang ramah lingkungan, serta kebijakan yang mengutamakan keberlanjutan alam. Ini bukan hanya soal bertahan dari bencana yang datang, tetapi bagaimana merencanakan masa depan yang lebih harmonis dengan alam.

Kesadaran kolektif ini harus menjadi pijakan kita bersama, bukan hanya sebagai bentuk reaksi terhadap bencana, tetapi sebagai cara kita memandang masa depan. Banten, dan Indonesia pada umumnya, harus berani merancang tata kelola alam yang bijaksana dan berpihak pada keberlanjutan. Alam bukanlah musuh yang harus dijauhi, tetapi mitra yang harus kita jaga dengan penuh perhatian dan rasa syukur.

Membebaskan Banten dari banjir adalah perjalanan panjang yang harus dimulai dari sekarang. Ini bukanlah hal yang mudah, tetapi jika kita bergerak bersama, dengan langkah-langkah kecil yang penuh perhatian, kita bisa mewujudkan Banten yang lebih aman, lestari, dan harmonis dengan alam. Hanya dengan kesadaran kolektif yang kuat, kita dapat menghadapi tantangan besar yang ada, serta memastikan bahwa generasi mendatang akan mewarisi bumi yang lebih baik.***

Tentang Penulis:

BUNG EKO SUPRIATNO, Pengamat sosial, akademisi, dan penulis yang fokus pada isu sosial dan lingkungan.

Dr. Soleh Hapudin, Ketua Forsiladi Banten: Pendidikan Gratis yang Berkualitas akan terwujud jika terjadi kolaborasi

Amal Insani Foundation gelar Webinar Nasional, Pendidikan Bermutu versus Pendidikan Gratis

amalinsani.org – Kembali Amal Insani Foundation sebagai sebuah entitas akadamik yang memiliki focus pada bidang Pendidikan, sosial, keagamaan dan Kesehatan melaksanakan kegiatan Webinar Nasional, Sabtu (30/11/2024)

Kegiatan Webinar Nasional yang dilaksanakan merupakan rangkaian kegiatan Dies Natalis ke 8 Amal Insani Foundation.  Tema yang diusung dalam kegiatan Webinar Nasional adalah Menyoal Pendidikan Berkualitas versus Pendidikan Gratis, yang menghadirkan narasumber Prof. Dr. Yudi Juniardi, M.Pd dan Dr. H.M. Soleh Hapudin, M.Si.

Kegiatan Webinar Nasional ini dipandu oleh Moderator Edi Muhammad Abduh, seorang pengamat sosial politik dari The Sultan Center, dan juga akademisi dari Universitas Bina Bangsa.

Dalam sambutannya, CEO Amal Insani Foundation Achmad Rozi mengatakan bahwa kegiatan Webinar Nasional dalam rangkaian Dies Natalis Amal Insani Foundation menjadi tradisi yang akan dikembangkan terus setiap tahun.

“Sebagai bukti dan komitmen kami dalam memberikan pencerdasan kepada Masyarakat, kami terus akan membangun atmosfir akademik yang sehat melalui seminar atau webinar. “ ujar Achmad Rozi yang juga merupakan Founder Amal Insani Foundation.

Rozi menambahkan, “kami meyebut bahwa kegiatan webinar ini merupakan “Silaturahmi Intelektual” yang harus selalu dibudayakan dikalangan Masyarakat, khususnya Masyarakat akademik.

Dr. Soleh Hapudin : Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, pendidikan gratis yang berkualitas dapat terwujud di Indonesia

Sementara dalam penyampaian materi Webinar, Dr. Soleh Hapudin mengatakan, Pendidikan bermutu adalah sebagai sistem pendidikan yang mampu menghasilkan lulusan yang tidak hanya memiliki pengetahuan akademis yang baik, tetapi juga keterampilan praktis.

“Mutu pendidikan tidak terjadi secara alamiah, melainkan terbentuk bila dikelola dengan manajemen yang baik PDCA (Plan, Do, Check, Action). Adanya Ragam Mutu, yaitu; Mutu Produk (lulusan) dan Mutu Layanan (Proses). Dan berikutnya Lulusan yang memiliki pendidikan berkualitas cenderung lebih siap untuk memasuki dunia kerja, berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi” ujar Dr. Soleh Hapudin yang menjabat sebagai Ketua Forum SIlaturahmi Doktor Indonesia (Forsiladi) Banten.

Dalam kontek Pendidikan Gratis, Dr. Soleh Hapudin mengatakan bahwa Pendidikan gratis adalah penyelenggaraan pendidikan tanpa mengikutsertakan masyarakat (orang tua dalam pembiayaan, khususnya untuk keperluan operasional sekolah)

Ditambahkan oleh Dr. Soleh Hapudin, “Kebijakan Pendidikan Gratis adalah kebijakan yang memungkinkan siswa untuk mendapatkan layanan pendidikan tanpa dikenakan biaya, baik biaya sekolah, buku, maupun fasilitas pendukung lainnya.”

Diakhir pemaparan, Dosen Universitas Esa Unggul Indonesia ini memberikan catatan bahwa, pertama, Pendidikan gratis adalah langkah strategis untuk menciptakan masyarakat yang cerdas dan berdaya saing. Kedua, Dengan prinsip keadilan, inklusivitas, dan keberlanjutan, pendidikan gratis dapat menjadi instrumen penting dalam memutus rantai kemiskinan. Ketiga, tantangan dalam hal kualitas, pengelolaan dana, dan kesadaran masyarakat perlu diatasi untuk memastikan program pendidikan gratis berjalan efektif dan mencapai tujuannya. Keempat, Melalui kolaborasi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, pendidikan gratis yang berkualitas dapat terwujud di Indonesia. (red)

Sewindu Amal Insani Foundation Gelar Webinar Nasional Series

amalinsani.org – Kembali Amal Insani Foundation sebagai sebuah entitas akadamik yang memiliki focus pada bidang Pendidikan, sosial, keagamaan dan Kesehatan melaksanakan kegiatan Webinar Nasional, Sabtu (30/11/2024)

Kegiatan Webinar Nasional yang dilaksanakan merupakan rangkaian kegiatan Dies Natalis ke 8 Amal Insani Foundation.  Tema yang diusung dalam kegiatan Webinar Nasional adalah Menyoal Pendidikan Berkualitas versus Pendidikan Gratis, yang menghadirkan narasumber Prof. Dr. Yudi Juniardi, M.Pd dan Dr. H.M. Soleh Hapudin, M.Si.

Kegiatan Webinar Nasional ini dipandu oleh Moderator Edi Muhammad Abduh, seorang pengamat sosial politik dari The Sultan Center, dan juga akademisi dari Universitas Bina Bangsa.

Dalam sambutannya, CEO Amal Insani Foundation Achmad Rozi mengatakan bahwa kegiatan Webinar Nasional dalam rangkaian Dies Natalis Amal Insani Foundation menjadi tradisi yang akan dikembangkan terus setiap tahun.

“Sebagai bukti dan komitmen kami dalam memberikan pencerdasan kepada Masyarakat, kami terus akan membangun atmosfir akademik yang sehat melalui seminar atau webinar. “ ujar Achmad Rozi yang juga merupakan Founder Amal Insani Foundation.

Rozi menambahkan, “kami meyebut bahwa kegiatan webinar ini merupakan “Silaturahmi Intelektual” yang harus selalu dibudayakan dikalangan Masyarakat, khususnya Masyarakat akademik.

Prof Yudi Juniardi : Ada Empat faktor penting dalam Peningkatan Pendidikan Bermutu.

Sementara dalam penyampaian materi awal Webinar, Prof. Dr. Yudi Juniardi mengatakan bahwa tema Webinar kali ini cukup menarik dan tengah menjadi isu yang ramai diperbincangkan, baik ditingkat local maupun nasional.

Dalam materinya yang berjudul, Banten Cerdas: Pendidikan Gratis, Berkualitas, dan Merata, Prof Yudi mengatakan, “ Pendidikan Bermutu adalah Proses pembelajaran yang efektif, relevan, dan berorientasi pada pengembangan potensi peserta didik. “

“Adapun Pendidikan Pendidikan Gratis adalah Ketersediaan pendidikan tanpa biaya bagi seluruh masyarakat, terutama bagi mereka yang kurang mampu.” Ujar Guru Besar Untirta Banten ini.

Menyoroti tentang tantangan Pendidikan di Banten, Prof. Yudi Juniardi yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pendidikan di Provinsi Banten mengatakan bahwa, ada empat faktor yang menjadi tantangan Pendidikan di Banten. Pertama, Kekurangan guru Berkualitas; kedua. Sarana dan Prasarana yang tidak memadai, Ketiga, Kesenjangan akses Pendidikan di perkotaan dan perdesaan, serta kurangnya anggaran Pendidikan.

Menurut Prof. Yudi, Upaya untuk meningkatkan Pendidikan Bermutu terletak pada empat hal, yaitu; Memperbaiki Kompetensi Guru, Meningkatkan Sarana dan prasarana Sekolah, Mengembangkan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja, dan mendorong inovasi dalam pembelajaran.” Pungkas Ketua Dewan Penasehat IDRI Banten ini.

AFEBSI gelar Event Konferensi Internasional pertama di Malaysia

AFEBSI Melaksanakan Event Konferensi Internasional pertama di Malaysia

NEWS.AFEBSI.OR.ID —  AFEBSI untuk pertamakalinya melaksanakan kegiatan Konferensi Internasional di Luarnegeri. Sebagai bagian dari agenda kunjungan kerja ke Malaysia, AFEBSI mengambil inisiatif untuk melaksanakan kegiatan Konferensi Internasional, PkM Kolaborasi Internasional dan Guest Lecturer. (27/11/2024)

Dalam kegiatan Konferensi Internasional yang dilaksanakan di Kampus SEGi University ini AFEBSI melibatkan narasumber yang berasal dari empat negara, yaitu; Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Nigeria.

Konferensi Internasional yang bertajuk The 1st International Conference on Economics, Management and Accounting (ICEMA) diikuti oleh peserta yang berasal dari Dosen yang menjadi anggota AFEBSI, Dosen dan Mahasiswa SEGi University, dan beberapa perwakilan dari kedutaan negara Zambia.

Sebagai pembicara Konferensi Internasional, AFEBSI mengutus dua orang narasumber, yaitu Prof. Dr. Ratri Wahyuningtyas, ST., MM selaku Dekan FEB Telkom University Bandung dan Prof. Dr. H. Nurul Huda, SE., MM., M.SI selaku Wakil Rektor Universitas YARSI Jakarta sebagai pembicara.

Selain itu hadir juga Pembicara dari Malaysia Prof. Dr. Hamdan Daniel, Ph.D. dan Pembicara dari Nigeria adalah Olawande Oloweyey, MBA., Ph.D (can) selaku Founder Spero Educational Foundation. Adapun Pembicara dari Thailand adalah Dr. Mussakid yang memberikan materinya melalui sambungan langsung melalui Zoom.

Dalam opening speech Konferensi Internasional, Achmad Rozi mengatakan bahwa Konferensi Internasional ini menjadi bukti dan komitmen bahwa AFEBSI konsen dengan agenda-agenda strategis yang dibutuhkan oleh anggotanya, baik pada level nasional maupun internasional.

“Konferensi Internasional ini menjadi penting untuk diikuti oleh anggota Afebsi, disamping untuk kepentingan perguruan tinggi, secara khusus konferensi internasional ini menjadi wadah untuk pengembangan karir dosen dalam lingkup yang lebih luas di dunia internasional.” Ujar Ketua Umum DPN AFEBSI.

Rozi menambahkan, kegiatan Konferensi Internasional ini adalah kegiatan pertama yang pernah dilakukan oleh AFEBSI di luar negeri. Sebelumya, saat di Thailand, AFEBSI baru dapat melaksanakan kegiatan Seminar Internasional yang dilaksanakan di Thai Global Business Administration College (TGBC) pada tahun 2023 yang lalu.

“Semoga kegiatan Konferensi Internasional ini menjadi kegiatan tahunan AFEBSI di luarnegeri, sebagai sarana untuk membangun dan memperluas jejaring di dunia internasional yang menjadi tuntutan bagi kebutuhan Akreditasi Perguruan Tinggi.” pungkas Rozi yang juga mantan Dekan FEB Universitas Primagraha, Serang Banten. (red)

Selamat Datang

Selamat datang di Blog saya. Saya percaya untuk bisa saling memberikan manfaat yang lebih luas, kehadiran Blog ini menjadi insrumen yang sangat tepat untuk kita saling berinteraksi. Saya sangat terbuka untuk membangun sinergi dan kolaborasi, karena saya percaya dengan dua hal tersebut kapasitas personal kita akan semakin membaik.